Media Sosial dan Roda Perekonomian
Masyarakat di masa New Normal
Oleh : Audy Kurnia Tri Saely
Penetapan status pandemi
covid – 19 oleh World Health Organization (WHO) pada bulan Maret lalu telah
mempengaruhi aktivitas masyarakat dalam skala global. Dampak penyebaram virus
tidak hanya merusak sektor kesehatan, tapi juga sosial, ekonomi hingga politik.
Dilansir oleh WHO dalam suatu media berita, pada bulan Maret tahun ini Virus
yang bernama Corona Virus ini mulai mewabah di salah satu kota di China yaitu
Wuhan di awal Desember 2019.
Covid – 19 dan Pengguna Media Sosial di Indonesia
Platform komunikasi dan jejaring sosial sudah bukan menjadi
hal yang asing bagi masyarakat Indonesia. Fasilitas dan fitur yang tersedia di
media sosial telah menyentuh kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang
termasuk kegiatan perkenomian. Dengan
adanya keadaan seperti ini membuat para wartawan, jurnalis dan organisasi media
memiliki peranan penting dalam mengikuti perkembangan informasi yang dapat
diandalkan dan memeriksa fakta dari informasi, agar tetap dapat dijadikan
sebagai sumber terpercaya oleh masyarakat.
Salah satu bagian yang
selalu bergerak dalam wabah ini adalah jumlah kasus yang terus meningkat setiap
harinya. Jumlah yang terus meningkat ini membuat menarik perhatian publik,
tetapi juga penting bagi negara untuk mengkomunikasikan cerita dibalik angka –
angka tersebut, apa yang sudah dilakukan oleh negara untuk merespon virus ini
dan apa yang dapat dilakukan oleh individu, juga memastikan bahwa cerita ini
memiliki informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, agar masyarakat dapat
percaya. Masyarakat juga dapat merasa lebih tenang dan nyaman saat informasi
terkait isu – isu yang bertaburan ini jelas dan transparent.
Lalu peran Pemerintah sekarang membuat keputusan pelaksanaan PSBB dan Lockdown di sejumlah daerah memperkuat eksistensi sosial media sebagai penyambung perekonomia masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah kampanye dukungan terhadapan pelaksanaan protokol kesehatan dan regulasi pemerintah juga membanjiri berbagai platform media sosisal generasi muda. Gerakan dukungan terhdapan kegiatan stay at home yang di bicarakan pemerintah juga didukung oleh sejumlah influencer dan tokoh masyarakat. Serta publik figure turut menghiasi dukungan terhdapan langkah percepatan penanganan pandemi ini. Di sisi lain, ditinjau dari persepektif ekonomi, roda perekonomian masyarakat juga jelas terpengaruhi. Keputusan pelaksanaan PSBB disejumlah tempat mengharuskan berbagai pelaku ekonomi mikro dan makro untuk membatasi gerak dan aktivitasnya. Lagi, sosial media kembali datang sebagai penyelamat dan penyambung kegiatan yang terhambat. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah kegiatan ekonomi yang dilakukan via sosial media seperti Instagram, Facebook, dan platform media sosial lain yang dipenuhi sejumlah promosi barang, makanan dan minuman, serta jasa oleh masyarakat.
New Normal, Harapan Baru dan Evolusi Sosial Media
Pada tanggal 28 Mei
kemarin pemerintah menetapkan status New Normal, Definisi new normal adalah skenario untuk mempercepat
penanganan Covid – 19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Pemerintah
Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario new
normal dengan mempertimbangkan studi epidemiologis dan kesiapan regional.
Pemerintah daerah diizinkan untuk mempersiapkan new normal jika daerah mereka
berada di tingkat moderat atau sedang. Pemerintah menambahkan, beberapa sektor
sedang mempersiapkan SOP untuk skenario new normal. Sektor industri, Pemerintah
telah menerima Circular yang sesuai dengan protokol Satuan Tugas Covid – 19.
Pembukaan sejumlah
fasilitas bertahap yang sudah terlaksanakan dari bulan Juni ini menyimpan
sejumlah harapan besar dalam pemulihan roda perekonomian masyarakat. Suka atau
tidak, pandemi ini mungkin saja akan berakhir lebih panjang dari perkiraan kita
semua. Peran komunikasi yang terbatas dan belum maksimalnya pelaksaan pandemi
di negara ini. Untuk kesekian kalinya, media sosial kembali memegang kunci
komunikasi dalam sejumlah sektor penting kegiatan masyarakat. Sosialisasi
pelaksanaan New Normal bahkan masih memanfaatkan media sosial. Jumlah user yang
besar dan jangkauan audiens yang lebih luas dan efektif menjadikan proses
pengenalan tahapan New Normal menjadi lebih mudah dan praktis. New Normal yang
masih melaksanakan praktek protokol kesehatan, tentu akan sangat membutuhkan
media sosial sebagai platform komunikasi. Pengenalan sejumlah aturan pembukaan
usaha, pemantauan pelaksanaan protokol, hingga penawaran sejumlah produk
diprediksi masih akan sangat bergantung pada akses media sosial. Media sosial
telah berevolusi dan menetapkan
posisinya sebagai media komunikasi yang fundamental ditengah keterbatasan gerak
masyarakat. Tanpa sosial media, bukan tak mungkin kondisi perekonomian
masyarakat, tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia akan lebih
buruk. Tak bisa dipungkuri, Gencarnya dukungan kampanye terhdapan pelaksanaan
protokol kesehatan bukanlah jaminan terhdapat implementasi yang maksimal
ditengah masyarakat. Jumlah penduduk yang padat, serta ;emahnya kesadaram
terhadap pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Sejumlah isu, hoax dan berita tak valid terkait pandemi ini
menghantui platform komunikasi yang menyasar ke masyarakat dengan tingkat
edukasi yang lemah. Berbagai tempat juga masih terlihat diabaikan dan tidak
patuh terhadap protokol sehingga masih akan sangat marak ditemui perkumpulan –
perkumpulan massa yang tak sesuai dengan peraturan kesehatan yang telah
ditetapkan sejumlah vidio diskriminasi dan intimidasi terhdapat pasien positif
Covid – 19 juga sempat beredar di media sosial. Stigma juga menyasar sejumlah
tenaga media yang menangani para pasien dirumah sakit maupun wisma atlet, yang
kemudia di perburuk dengan adanya isu agenda permainan angka jumlah pasien oleh
rumah sakit terhadap pasien yang sampai hari ini belum dapat dikonfirmasi
kebenaran mengenai positif atau negatifnya.
Berbagai peristiwa sosial
ini kemudian dapat berdampak paa proses percepetan pandangan pandemi, karena
kesadaran masyarakat dalam membantu dan mendukung seluruh langkah yang ditetapkan
sangat fundamental dalam mencapai tujuan yang menilai bahwa langkah pelaksanaan
New Normal adalah tahapan yang tepat dalam memulihkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat yang sempat turun dalam beberapa bulan terakhir. Harapan untuk
melihat kondisi sosial dan ekonomi masyarakat kembali pulih tentu berada dalam
setiap doa masyarakat Indonesia hari ini. Kesadaran, edukasi, serta sikap yang
disiplin akan menjadi tiga aspek penting yang harus tertanam didalam diri
masyarakat, sembari menunggu vaksin Covid – 19 ditemukan dan menekan kurva
pasien positif di Indonesia. Kerjasama diantara pemerintah dan seluruh elemen
masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap optimalisasi percepatan penangan
pendemi di Indonesia sekarang ini.
Sumber Referensi :
https://tirto.id/apa-itu-new-normal-dan-bagaimana-penerapannya-saat-pandemi-corona-fCSg
https://www.harianbhirawa.co.id/peran-media-massa-di-tengah-pandemi-covid-19/
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public
Tidak ada komentar:
Posting Komentar